Langsung ke konten utama

Sabtu yang random

    Hari yang random, pagi ini dimulai dengan perjalanan menembus gunung-gunung di daerah Kabupaten Bandung. sering sih kesini, tapi tetap saja ada rasa yang selalu berbeda waktu ngelewatin pohon-pohon, sawah, batu-batu besar dan menikmati Bandung dari puncaknya, segar, takjub, inilah negeriku yang indah.
    Perjalanan pulang, mampir ke stadion si jalak harupat soreang, menikmati megahnya, mengagumi hamparan pemandangan di sekitarnya, terutama pohon pinus yang berjejer rapi. lalu ngobrol dengan ibu-ibu yang ngejual kaos-kaos persib dan membelinya satu untuk nonton pertandingannya besok.
    Sore perjalanan dilanjutkan, kali ini ngemall. tujuan pertama? timezone. Setelah itu liat balap Tamiya di lantai yang sama. jangan ngebayangin ini dunia anak-anak, ngga, justru sebaliknya, yang maen balap tamiya ini kebanyakan Bapak-bapak. Ada track panjang dan besar, para peserta bahkan membawa box peralatan layaknya montir mobil beneran. Ter wah wah juga liat tamiya yang super ngebut itu, sayang ngga berminat maen coz lebih suka mengoleksi diecast mobil-mobil sport.
    Lanjut turun satu lantai lalu memesan surabi keju pisang dan oncom. Suasana food garden yang di pelataran luar lantai atas benar-benar mampu membuat suasana yang menyenangkan, apalagi saat itu langit menyenja, semakin menyempurnakan suasana. beres makan, jeda maghrib lalu turun ke lantai dasar untuk jalan-jalan ga jelas di hypermart. nanya-nanya smartphone keren lalu melongo di barisan speaker, keren-kereeen, untungnya godaan duniawi itu berhasil dihela setelah mengingat si simbadda masih luar biasa mengeluarkan suara.
    Lalu dilanjutkan nyari meja duduk buar monitor pc, lama-lama nyari akhirnya ketemu ama yang cocok walau akhirnya harus kecewa karena stoknya kosong.  Nyambung nyari celana ceritanya, setelah sempat illfeel karena banyaknya celana-celana ngepas alias skinny (heran bener ama laki yang suka pake tuh model celana pffft) akhirnya nemuin juga celana-celana gombrang yang dicari. Mulai yang formal sampai PDL semua ada. Beres dari sana, nyebrang ke moll satunya lagi, kali ini berburu jaket, buah pear, chicken wings en die cast. kali ini dapet lamborghini gallardo white, audi r8 red ama porsche turbo red. ajiip deh.
    Terakhir perjalanan ditutup dg ngunjungin proshop, berburu tas selendang. nemu satu yg bagus, dibeli juga akhirnya padahal baru minggu kemarin beli, selesai sudah akhirnya menghabiskan hari sabtu. Hari yang random, menikmati liburan tanpa berbagai pekerjaan, kegiatan, ngajar mengajar..aiih hari yang menyenangkan. :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senja di Palestina..

Senja di palestina, bidadari berbaris rapi menyambut para syuhada, sebagian berebut ruh mereka di tanah-tanah ajaib; Gaza.. Senja di Palestina.. raungan cekaman silih berganti rasa: syahid yang dimimpikan, syurga yang dijanjikan.. Senja di Palestina.. jutaan do'a bersayap cahaya menembus langit, beberapa mengiringinya dengan air mata, juga sesak; hanya itu yg dia bisa Senja di Palestina.. sesaat lagi fajar kemenangan akan tiba, menerbitkan cahaya di timur yang mengangkasa, dari Gaza.. 

Perempuan di balik senja

 Seorang perempuan memandang cermin, lusuh, ia sudah tak mengingat kapan terakhir ia membasuhnya dengan lap basah. Debu-debu dipermukaannya, menampakan wajahnya yang juga lusuh ditelan senja. Dalam cermin itu ia melihat bayangan almanak, tepat dipinggir jendela yang memerah karena pantulan matahari senja. Perempuan beranjak, mendekati almanak “sudah tanggal muda, aku lupa membaliknya” ia bergumam, lalu membalikan lembaran kalender yang telah lima bulan terpampang didinding kamarnya. “ah..minggu depan ternyata tanggal lahirku, bertambah lagi umurku” ia mengusap pipinya; kasar. Ia lalu berjalan, mendekati jendela. Sudah senja, langit memerah megah. Sebentar lagi gelap sempurna menggulung terang. Ia masih disana, kembali jatuh kagum pada senja, tempat semua heningnya berhimpun. Ia tersenyum; satir.. “sudah lagi senja, padahal baru saja kulihat arak awan fajar. Satu persatu warna tersibak, cahaya memancar dari timur, menebar warna, semua yang dilaluinya menjadi i

Tentang debar, deras kata dan hening hujan..

Layar terkembang, kisah kembali dimulai lengkum senyum di ujung senja dan debar yang demikian meraja "Selalu ada berjuta alasan untuk membawamu serta" katamu "Dan malam ini hanya ada aku dengan segudang tanya, dan engkau yang akan memecahkan karang" wajahnya melukis senyum; bimbang. Lalu kita menyusuri malam, berjalan beriring dibawah temaram lampu kota orang-orang lalu lalang, beberapa mengukir tawa sementara kepalaku penuh tanda tanya "apa yang hendak kau tanyakan, duhai?" tatapan mata tak seperti biasanya, aku melihat binar kata-kata berjatuhan dari atas kepala: ia ingin mengatakan sesuatu, tunggulah hingga membuncah sementara bawalah ia menaiki mesin waktu, mengisahkan lampau dimana semua kisah bermula dan terus saja kepala diputari tanda tanya "Duhai..Apa yang hendak engkau katakan?" Ia menjatuhkan tubuhnya ke belakang sofa sesekali matanya memejam sembari berkata sangat pelan "Mengapa tak pernah mati sega