seorang renta mengatur mobil yang hendak keluar parkir dari sebuah rumah makan
tubuhnya sudah bungkuk, rompi parkirnya terlihat sangat lusuh
ia berusaha meniup peluit untuk mengeluarkan mobil
terkadang ada suara, terkadang tidak; nafasnya terengah-engah
sang pengendara menghardiknya kasar, karena sudah lebih dari 5 menit ia tak juga keluar
aku bertanya-tanya. di usia serenta itu kemana gerangan anak-anaknya?
yang dulu ia sayangi sepenuh hati, jiwa, cinta..?
Seorang perempuan renta duduk-duduk di sebuah teras rumahnya menjelang senja
tatapannya kosong menatap lalu lalang mobil yang melewatinya
tak pernah ada lengkung senyum, baju batiknya tampak sangat lusuh
berpadu dengan rambutnya yang telah seluruhnya putih
seorang manusia berkata padanya, keras: "masuklah, sudah mau malam!"
aku bertanya-tanya. Itukah anaknya?
yang dulu ia sayangi sepenuh hati, jiwa, cinta...?
tubuhnya sudah bungkuk, rompi parkirnya terlihat sangat lusuh
ia berusaha meniup peluit untuk mengeluarkan mobil
terkadang ada suara, terkadang tidak; nafasnya terengah-engah
sang pengendara menghardiknya kasar, karena sudah lebih dari 5 menit ia tak juga keluar
aku bertanya-tanya. di usia serenta itu kemana gerangan anak-anaknya?
yang dulu ia sayangi sepenuh hati, jiwa, cinta..?
Seorang perempuan renta duduk-duduk di sebuah teras rumahnya menjelang senja
tatapannya kosong menatap lalu lalang mobil yang melewatinya
tak pernah ada lengkung senyum, baju batiknya tampak sangat lusuh
berpadu dengan rambutnya yang telah seluruhnya putih
seorang manusia berkata padanya, keras: "masuklah, sudah mau malam!"
aku bertanya-tanya. Itukah anaknya?
yang dulu ia sayangi sepenuh hati, jiwa, cinta...?
Komentar
Posting Komentar