Langsung ke konten utama

Kangen Yasin

    Semacam kangen anak-anak yasin. apalagi kalau sabtu begini biasanya kita-kita kumpul, nyanyi nasyid, maen ps trus nonton bola sampe tengah malam. Inget Aden yang taunya tombol ngoper sama nendang doank, karena menurutnya cukup hal itu yang diperlukan dalam sebuah sepakbola.
Inget si Dupey yang minus matanya udah parah tapi tetep ngga mau pake kacamata, yang membuat wajahnya harus deket-deketan sama layar tipi biar keliatan gawang lawan, yang kalau kalah ia berfilosofi "jangan susah, ini hanyalah sebuah permainan belaka".
Inget si Epul yang suka gonta ganti tim, tergantung tim mana yang saat itu lagi jago, walaupun pada akhirnya melabuhkan tim fav nya ke barcelona karena tim itu yang ngga pernah ngga jago, walau juga tetep sering minta di restart game nya kalau Messi nya cedera.
Inget si Andri yang ngeliatin aja dibelakang karena lupa lagi caranya maen ps semenjak PS 2 miliknya ngga laku lagi dimainin anak-anak.
Inget juga si Tomi yang maenin tim-tim yang pemain sayapnya jago-jago, karena ia suka nyerangnya dari sana. suka berpuisi kalau menang, atau nyanyi lagu Darso kalau kalah terus.
    Jadi inget waktu latihan nasyid, dimana setiap beres satu lagu yang berdurasi hanya 5 menit diselingi dengan ngobrol dan ngemil setengah jam, lalu lupa lirik, lalu lupa aransemen, lalu lupa nada dasar. Jadi inget waktu bareng-bareng ngajar anak-anak di mesjid, lalu digodain murid-murid yang udah beranjak gede alias abg. Beberapa menghindar sembari susah payah narik-narik si dupey.
    jadi inget nyari makanan ke pengkolan, setelah sebelumnya di teras mesjid mengumpulkan uang patungan lalu bermusyawarah tentang apa yang bakal dibeli walau akhirnya ngga jauh-jauh lagi dari martabak keju, molen, cakue en gorengan.
    jadi inget waktu udah terbaring, menuju tidur, lalu saling curhat tentang... akhwat-akhwat pujaan. saling memotivasi, menyabari dan..menertawakan.
aaah jadi kangen parah euy, udah susah kumpul bareng lagi sekarang. semoga kalian semua selalu dalam lindungan Allah teman-temanku..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senja di Palestina..

Senja di palestina, bidadari berbaris rapi menyambut para syuhada, sebagian berebut ruh mereka di tanah-tanah ajaib; Gaza.. Senja di Palestina.. raungan cekaman silih berganti rasa: syahid yang dimimpikan, syurga yang dijanjikan.. Senja di Palestina.. jutaan do'a bersayap cahaya menembus langit, beberapa mengiringinya dengan air mata, juga sesak; hanya itu yg dia bisa Senja di Palestina.. sesaat lagi fajar kemenangan akan tiba, menerbitkan cahaya di timur yang mengangkasa, dari Gaza.. 

Perempuan di balik senja

 Seorang perempuan memandang cermin, lusuh, ia sudah tak mengingat kapan terakhir ia membasuhnya dengan lap basah. Debu-debu dipermukaannya, menampakan wajahnya yang juga lusuh ditelan senja. Dalam cermin itu ia melihat bayangan almanak, tepat dipinggir jendela yang memerah karena pantulan matahari senja. Perempuan beranjak, mendekati almanak “sudah tanggal muda, aku lupa membaliknya” ia bergumam, lalu membalikan lembaran kalender yang telah lima bulan terpampang didinding kamarnya. “ah..minggu depan ternyata tanggal lahirku, bertambah lagi umurku” ia mengusap pipinya; kasar. Ia lalu berjalan, mendekati jendela. Sudah senja, langit memerah megah. Sebentar lagi gelap sempurna menggulung terang. Ia masih disana, kembali jatuh kagum pada senja, tempat semua heningnya berhimpun. Ia tersenyum; satir.. “sudah lagi senja, padahal baru saja kulihat arak awan fajar. Satu persatu warna tersibak, cahaya memancar dari timur, menebar warna, semua yang dilaluinya menjadi i

Tentang debar, deras kata dan hening hujan..

Layar terkembang, kisah kembali dimulai lengkum senyum di ujung senja dan debar yang demikian meraja "Selalu ada berjuta alasan untuk membawamu serta" katamu "Dan malam ini hanya ada aku dengan segudang tanya, dan engkau yang akan memecahkan karang" wajahnya melukis senyum; bimbang. Lalu kita menyusuri malam, berjalan beriring dibawah temaram lampu kota orang-orang lalu lalang, beberapa mengukir tawa sementara kepalaku penuh tanda tanya "apa yang hendak kau tanyakan, duhai?" tatapan mata tak seperti biasanya, aku melihat binar kata-kata berjatuhan dari atas kepala: ia ingin mengatakan sesuatu, tunggulah hingga membuncah sementara bawalah ia menaiki mesin waktu, mengisahkan lampau dimana semua kisah bermula dan terus saja kepala diputari tanda tanya "Duhai..Apa yang hendak engkau katakan?" Ia menjatuhkan tubuhnya ke belakang sofa sesekali matanya memejam sembari berkata sangat pelan "Mengapa tak pernah mati sega