Ada cinta yang tidak bisa mati, cinta ini selaksa malam, selama hidup kita terus saja mengarunginya, menemuinya bahkan kadang merinduinya walau kita sudah ada di terik siang. Kita mungkin saja telah melupakan dinginnya, sepinya, gelapnya tapi kita selalu kembali ke sana, menemuinya lalu tenggelam dalam sepi dan gelapnya malam, begitu seterusnya, sampai berhenti nafas atau ingatanmu sudah tak lagi sempurna Ada yang menyebutnya cinta sejati, cinta yang tak bisa mati. Cinta yang hadir dalam relung terdalam sanubari, sebagai hadiah, sebagai anugrah. Mungkin seperti cintanya Rasulullah pada khadijah. Cinta yg ketika beliau ditanya untuk mencari pengganti setelah Khadijah ra meninggal beliau menjawab : “ siapakah yang bisa menggantikannya?” sebuah cinta yang teramat dalam yang terbangun dari cinta kasih tentang pengorbanan, perhatian, kepercayaan. Beliau kemudian “terpaksa” menikahi wanita-wanita lain setelah memutuskan untuk sendiri karena merasa tidak ada yang sepada
gundah yang menjelma kata, lalu menari, bercerita...