Langsung ke konten utama

Cinta Yang Sejati..


     Ada cinta yang tidak bisa mati, cinta ini selaksa malam, selama hidup kita terus saja mengarunginya, menemuinya bahkan kadang merinduinya walau kita sudah ada di terik siang. Kita mungkin saja telah melupakan dinginnya, sepinya, gelapnya tapi kita selalu kembali ke sana, menemuinya lalu tenggelam dalam sepi dan gelapnya malam, begitu seterusnya, sampai berhenti nafas atau ingatanmu sudah tak lagi sempurna
    Ada yang menyebutnya cinta sejati, cinta yang tak bisa mati. Cinta yang hadir dalam relung terdalam sanubari, sebagai hadiah, sebagai anugrah. Mungkin seperti cintanya Rasulullah pada khadijah.  Cinta yg ketika beliau ditanya untuk mencari pengganti setelah Khadijah ra meninggal beliau menjawab : “ siapakah yang bisa menggantikannya?” sebuah cinta yang teramat dalam yang terbangun dari cinta kasih tentang pengorbanan, perhatian, kepercayaan.
    Beliau kemudian “terpaksa” menikahi wanita-wanita lain setelah memutuskan untuk sendiri karena merasa tidak ada yang sepadan dengan khadijah. Namun tetap saja kenangan dan cintanya tidak pernah mati, tidak terganti, bahkan membuat cemburu istri-istrinya yang lain, padahal khadijah sudah tidak ada disisi.   Begitulah cinta, kadang ia bisa disemai, diberi pada banyak orang, pada banyak kisah, namun cinta sejati menyimpan kisahnya sendiri, tentang keabadian.
    Kita mungkin pernah merasakan berkali-kali jatuh cinta, berkali-kali mencintai orang yang berbeda. Tapi ada satu saja yang mungkin paling berkesan, paling dikenang,paling ingin diulangi atau pada cinta yang tak sampai menjadi : paling ingin terlabuhi.  Kita mungkin takkan mengerti karena ia hadir dan diam di relung terdalam, alam ruang yang terlindung dari riuh, ia tetap disana menemukan damainya. Maka ketika kita memasuki ruangnya kita akan merasakan degup yang sama: tenang, tentram, damai. Pada kisah yang tak sampai ia menjadi rindu yang sedan,memilukan.
     Beruntunglah orang-orang yang telah melabuhkan diri pada cintanya yg sejati, pada belahan jiwa yang mampu menghadirkan gurat senyum bahkan dalam perih terdalam sekalipun. Terkadang ia tak selalu berupa potongan puzzle yang hilang hingga menyempurnakan, ia bisa saja bunga yang sedang engkau siram hingga mekar dan berwarna indah pun harumnya menyebar ke seluruh ruang.
    Sementara pada kisah yang tak sampai, ia mungkin saja kamboja yang telah gugur yang terkadang engkau kenang di setiap ujung musim semi atau mungkin engkau salah, ada cinta didepan yang lebih sejati, engkau belum menemukannya mungkin, jangan lelah saja duduk di ujung malam meminta Tuhan mempertemukan kalian dalam sebaik-baik kisah; cinta sejati

Komentar

  1. Seperti yang sudah sudah, cinta sejati yang sesungguhnya adalah cinta dimana kita menghabiskan sisa hidup dengan ikatan cinta yg halal.

    That is a great story when u tell me about this history. Hanya ingatan, kenangan selintas saja yang mungkin ia rindukan. Tetapi seiring berjalan waktu, ia pun menemukan bahwa cinta sejati hanyalah untuk suaminya. Percayalah, Alloh adalah sebaik-baiknya pembuat skenario dan Maha Mengetahui apa yg terbaik untuk hambaNya. Cintai takdirmu, bersama siapa engkau mengikat cinta yg halal :')

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senja di Palestina..

Senja di palestina, bidadari berbaris rapi menyambut para syuhada, sebagian berebut ruh mereka di tanah-tanah ajaib; Gaza.. Senja di Palestina.. raungan cekaman silih berganti rasa: syahid yang dimimpikan, syurga yang dijanjikan.. Senja di Palestina.. jutaan do'a bersayap cahaya menembus langit, beberapa mengiringinya dengan air mata, juga sesak; hanya itu yg dia bisa Senja di Palestina.. sesaat lagi fajar kemenangan akan tiba, menerbitkan cahaya di timur yang mengangkasa, dari Gaza.. 

Perempuan di balik senja

 Seorang perempuan memandang cermin, lusuh, ia sudah tak mengingat kapan terakhir ia membasuhnya dengan lap basah. Debu-debu dipermukaannya, menampakan wajahnya yang juga lusuh ditelan senja. Dalam cermin itu ia melihat bayangan almanak, tepat dipinggir jendela yang memerah karena pantulan matahari senja. Perempuan beranjak, mendekati almanak “sudah tanggal muda, aku lupa membaliknya” ia bergumam, lalu membalikan lembaran kalender yang telah lima bulan terpampang didinding kamarnya. “ah..minggu depan ternyata tanggal lahirku, bertambah lagi umurku” ia mengusap pipinya; kasar. Ia lalu berjalan, mendekati jendela. Sudah senja, langit memerah megah. Sebentar lagi gelap sempurna menggulung terang. Ia masih disana, kembali jatuh kagum pada senja, tempat semua heningnya berhimpun. Ia tersenyum; satir.. “sudah lagi senja, padahal baru saja kulihat arak awan fajar. Satu persatu warna tersibak, cahaya memancar dari timur, menebar warna, semua yang dilaluinya menjadi i

Tentang debar, deras kata dan hening hujan..

Layar terkembang, kisah kembali dimulai lengkum senyum di ujung senja dan debar yang demikian meraja "Selalu ada berjuta alasan untuk membawamu serta" katamu "Dan malam ini hanya ada aku dengan segudang tanya, dan engkau yang akan memecahkan karang" wajahnya melukis senyum; bimbang. Lalu kita menyusuri malam, berjalan beriring dibawah temaram lampu kota orang-orang lalu lalang, beberapa mengukir tawa sementara kepalaku penuh tanda tanya "apa yang hendak kau tanyakan, duhai?" tatapan mata tak seperti biasanya, aku melihat binar kata-kata berjatuhan dari atas kepala: ia ingin mengatakan sesuatu, tunggulah hingga membuncah sementara bawalah ia menaiki mesin waktu, mengisahkan lampau dimana semua kisah bermula dan terus saja kepala diputari tanda tanya "Duhai..Apa yang hendak engkau katakan?" Ia menjatuhkan tubuhnya ke belakang sofa sesekali matanya memejam sembari berkata sangat pelan "Mengapa tak pernah mati sega