Langsung ke konten utama

Secangkir ( dua ) coklat panas




    Apa yang bisa dilakukan kenangan? ajaib, ia mampu hadir di setiap tempat yang terjejaki, nyaris seperti mesin waktu, sempurna membawa semua wajah, cerita dan suasana namun dengan rasa yang berbeda ; perih.
    Ketika sebuah benda atau tempat dinisbatkan pada suatu peristiwa, dikaitkan, ditandai, maka alam bawah sadar mencatatnya sebagai kenangan. dimana kelak saat kita melewati, melihat bahkan menduduki kembali tempat-tempat yg tertandai itu kita seolah menaiki mesin waktu, menghadirkan kembali wajah, rupa, raga dalam bentuk yang sempurna.
     Sayangnya, kenangan bisanya bermain di ruang dimana perih meraja. amat jarang kenangan-kenangan indah hadir menjadi gambar utuh kecuali akhirnya tetap sama ; senyum satir atau hati yang perih. siapa yang mampu menahan diri dari perihnya suatu kenangan? bahkan pada gores terkecil sedikitpun ia menghadirkan perih, atau sebuah gumam singkat "ah.."
    Maka bila kita kembali ke pusaran waktu dimana kenangan itu membelenggu, hapus saja dengan mendudukinya, menandainya dengan cerita yang berbeda. Atau jikalau tak mampu, bersyair sajalah, seperti aku..

Sebuah sofa, meja bundar dan coklat panas
aku mengarungi pusaran waktu dimana saat itu hanya ada engkau dihadapan
duduk bersandar dg syal menanti minuman coklat mu ditiup angin, menjadi dingin.
kenangan memutar semuanya seperti rekaman film 
semua gambar, senyum, kalimat kulihat amat jelas
senyumku merekah, seperti kembang di musimnya

namun cengkraman waktu kembali menjatuhkanku ke bumi
di ruang yang sama masih ada aku, sebuah sofa, meja bundar dan coklat panas
tapi tidak ada engkau duduk bersandar dg syal menanti coklat menjadi dingin
hanya sebuah sofa coklat kosong, tanpa isi. hanya aku sendiri..

kuhabiskan minuman coklatku, lalu beranjak pergi.
ah kenangan masih menyisakan sedikit lukisannya
kita berjalan beriring..
ah, kenangan...
   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senja di Palestina..

Senja di palestina, bidadari berbaris rapi menyambut para syuhada, sebagian berebut ruh mereka di tanah-tanah ajaib; Gaza.. Senja di Palestina.. raungan cekaman silih berganti rasa: syahid yang dimimpikan, syurga yang dijanjikan.. Senja di Palestina.. jutaan do'a bersayap cahaya menembus langit, beberapa mengiringinya dengan air mata, juga sesak; hanya itu yg dia bisa Senja di Palestina.. sesaat lagi fajar kemenangan akan tiba, menerbitkan cahaya di timur yang mengangkasa, dari Gaza.. 

Perempuan di balik senja

 Seorang perempuan memandang cermin, lusuh, ia sudah tak mengingat kapan terakhir ia membasuhnya dengan lap basah. Debu-debu dipermukaannya, menampakan wajahnya yang juga lusuh ditelan senja. Dalam cermin itu ia melihat bayangan almanak, tepat dipinggir jendela yang memerah karena pantulan matahari senja. Perempuan beranjak, mendekati almanak “sudah tanggal muda, aku lupa membaliknya” ia bergumam, lalu membalikan lembaran kalender yang telah lima bulan terpampang didinding kamarnya. “ah..minggu depan ternyata tanggal lahirku, bertambah lagi umurku” ia mengusap pipinya; kasar. Ia lalu berjalan, mendekati jendela. Sudah senja, langit memerah megah. Sebentar lagi gelap sempurna menggulung terang. Ia masih disana, kembali jatuh kagum pada senja, tempat semua heningnya berhimpun. Ia tersenyum; satir.. “sudah lagi senja, padahal baru saja kulihat arak awan fajar. Satu persatu warna tersibak, cahaya memancar dari timur, menebar warna, semua yang dilaluinya menjadi i

Tentang debar, deras kata dan hening hujan..

Layar terkembang, kisah kembali dimulai lengkum senyum di ujung senja dan debar yang demikian meraja "Selalu ada berjuta alasan untuk membawamu serta" katamu "Dan malam ini hanya ada aku dengan segudang tanya, dan engkau yang akan memecahkan karang" wajahnya melukis senyum; bimbang. Lalu kita menyusuri malam, berjalan beriring dibawah temaram lampu kota orang-orang lalu lalang, beberapa mengukir tawa sementara kepalaku penuh tanda tanya "apa yang hendak kau tanyakan, duhai?" tatapan mata tak seperti biasanya, aku melihat binar kata-kata berjatuhan dari atas kepala: ia ingin mengatakan sesuatu, tunggulah hingga membuncah sementara bawalah ia menaiki mesin waktu, mengisahkan lampau dimana semua kisah bermula dan terus saja kepala diputari tanda tanya "Duhai..Apa yang hendak engkau katakan?" Ia menjatuhkan tubuhnya ke belakang sofa sesekali matanya memejam sembari berkata sangat pelan "Mengapa tak pernah mati sega