Ada yang ajaib dari sebuah pilihan, tetiba saja ia bisa hadir tepat di ujung segala risau. padahal saat itu kita ibarat berada di tepi jalan bercabang yang dikerubungi badai pasir, bahkan untuk membuka mata saja kita tak sanggup, perih, memerah mata.
Maka beberapa bijak menyebutnya mata hati, ia bermata dalam metaforsa yang sempurna, mampu melihat sesuatu yang mata tak mampu menjangkaunya. hingga kita dapat berjalan bahkan dengan mata terpejam. Kita memejam dalam arti yang sebenar. diam sejenak, mengosongkan pikiran lalu memejam mata, seketika gerak hati, pikiran akan memutar, menampilkan gambar wajah-wajah yang berulang, kita merasakannya, degup hati kita mensinyalkannya dan samar kita dengar suara : "Bismillah, dia..!!"
Lalu perlahan terbuka mata, beberapa dari kita kemudian mengiringinya dengan senyum, walau tak sedikit pula yang kemudian jatuh dalam tanya dan murung : "kenapa harus dia?" atau "apa mungkin bisa ke dia?" jika beberapa tinggal membuka pintu atau melompati pagar, maka mereka ini yang kemudian harus berjalan memutar sembari mencari-cari kesempatan dan berharap semoga sinyal hatinya benar.
sayangnya memang ada beberapa yang memaksakan kata hatinya, ia tidak jujur kemudian. saat mata terpejam ia menghapus satu atau dua gambar yang menurutnya tak mungkin terpilihkan, padahal hatinya sendiri yang memilihkan, ia jadi apatis terhadap dirinya sendiri kemudian memaksakan hati memilihkan yang lain selain yang ia hapus, jikalau demikian apalah gunanya memejam mata?
tapi bagaimanapun pilihan2 yg dijatuhkan hati itu memang tergantung dari bagaimana suasana hati itu sendiri, kadang ia bisa jujur sejujur-jujurnya, bisa juga penuh rekayasa yg menipu dan sayangnya kita memang sulit membedakan dua hal itu, karena disana ada penunggang lain yang tak kalah besar ambisinya : hawa nafsu.
Maka meminta dipilihkan adalah jalan yang paling baik dari sekedar memejam mata. lebih tersamar memang, tapi bila sudah jalannya, sudah waktunya ia akan sebenderang langit pagi, sejuk, tentram, tenang, menyenangkan.
dan kita harusnya disana, jika tahu hati kita tak mumpuni untuk sebuah pilihan, maka mintalah dipilihkan :
Tuhanku berikanku cinta yang Kau titipkan
bukan cinta yang pernah ku tanam..
( maidany )
Komentar
Posting Komentar