Langsung ke konten utama

bumi, langit, bebintang.. ( mukadimah )

    salah satu genre buku yang saya suka adalah biografi, buku dg genre ini akan mudah saya selesaikan baca dlm waktu singkat. ada banyak biografi orang2 besar yang telah saya baca mulai dari siroh rasulullah Muhammad Saw, para sahabat, Imam, tokoh2 pergerakan sampai biografi pemain bola pun pernah saya baca. biasanya setelah itu saya jadi termotivasi untuk minimal mengikuti kisah hidup mereka yg biasanya diwarnai dg berbagai sifat pantang menyerah, kerja keras dan kepasrahan yg luar biasa tinggi kepada Tuhan.
    banyak yg menilai ujung dari suatu biografi itu adalah kesuksesan, maka jika ingin belajar sukses dari orang lain maka bacalah biografi mereka, ini tentu saja tidak salah, namun bagi saya ada hal yg jauh lebih menarik ketimbang memperhatikan ending kisah kesuksesan dan bagaimana mereka mencapainya, bagi saya yg jauh lebih menarik dari sebuah biografi adalah "Kisah".
    kisah, seolah saya menyaksikan bagaimana seru an lika liku kehidupan seseorang dg begitu dekat, lengkap. seolah-olah saya diajak memasuki mesin waktu kemudian diajak berkeliling dg tokoh yg sedang saya baca itu kembali ke masa lampau, mereka menyertai saya,menceritakan detil2 cerita, untuk kemudian saya petik hikmah dan keteladanannya yg terserak. lebih dari itu perjalanan menembus ruang dan waktu itu sangatlah seru.
    dari sanalah kemudian saya berfikir, kenapa tidak saya tulis kisah saya sendiri? saya memang bukan orang besar atau mempunyai prestasi yg layak dibanggakan tapi saya punya kisah. kisah yg menurut saya sangatlah seru, sangatlah berwarna bahkan luar biasa. saya masih mempunyai ingatan yg baik semenjak kecil,perkataan2 yg masih terekam, juga kedua orang tua, keluarga dan sahabat yg tentu saja masih bisa saya mintakan cerita tentang saya. maka dari itulah saya mulai menulis kisah saya sendiri. mulai masa kanak2 yg penuh cerita, remaja, cerita cinta, sekolah, karir saya rasa saya masih dapat mengingat sebagian besar darinya dengan angat baik, mereka kemudian menjelma bagai gambar dihadapan yg kemudian hanya tinggal saya buatkan tulisan dari apa yg saya kembali lihat.
    Tujuan lain dari menulis kisah ini adalah saya ingin mengingat kembali, betapa banyak orang2 yg berjasasa dlm kehidupan saya, pun kedua orang tua tak usahlah saya sebutkan, jasa mereka sudah sepenuh bumi, dan dg menulis kisah ini saya yakin, jasa mereka menjadi seisi langit, takkan terbalas. juga sahabat2, teman baik dan semua yg pernah melintas dan mengisi kisah2 hidup saya, saya ingin mengenang mereka. juga kisah2 penuh hikmah yg pernah saya alami, yg semoga saja bisa menjadi pengingat kembali,sebagai pelajaran bagi saya di hari ini dan nanti. adapun kenapa berjudul Bumi, Langit,Bebintang ini menunjukan betapa berwarnanya, betapa banyaknya, betapa luasnya kisah2 yg saya alami, selebihnya akan kita fahami setelah mulai membaca.
    baiklah, kencangkan sabuk pengaman, kita masuki mesin waktu... :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senja di Palestina..

Senja di palestina, bidadari berbaris rapi menyambut para syuhada, sebagian berebut ruh mereka di tanah-tanah ajaib; Gaza.. Senja di Palestina.. raungan cekaman silih berganti rasa: syahid yang dimimpikan, syurga yang dijanjikan.. Senja di Palestina.. jutaan do'a bersayap cahaya menembus langit, beberapa mengiringinya dengan air mata, juga sesak; hanya itu yg dia bisa Senja di Palestina.. sesaat lagi fajar kemenangan akan tiba, menerbitkan cahaya di timur yang mengangkasa, dari Gaza.. 

Perempuan di balik senja

 Seorang perempuan memandang cermin, lusuh, ia sudah tak mengingat kapan terakhir ia membasuhnya dengan lap basah. Debu-debu dipermukaannya, menampakan wajahnya yang juga lusuh ditelan senja. Dalam cermin itu ia melihat bayangan almanak, tepat dipinggir jendela yang memerah karena pantulan matahari senja. Perempuan beranjak, mendekati almanak “sudah tanggal muda, aku lupa membaliknya” ia bergumam, lalu membalikan lembaran kalender yang telah lima bulan terpampang didinding kamarnya. “ah..minggu depan ternyata tanggal lahirku, bertambah lagi umurku” ia mengusap pipinya; kasar. Ia lalu berjalan, mendekati jendela. Sudah senja, langit memerah megah. Sebentar lagi gelap sempurna menggulung terang. Ia masih disana, kembali jatuh kagum pada senja, tempat semua heningnya berhimpun. Ia tersenyum; satir.. “sudah lagi senja, padahal baru saja kulihat arak awan fajar. Satu persatu warna tersibak, cahaya memancar dari timur, menebar warna, semua yang dilaluinya menjadi i

Tentang debar, deras kata dan hening hujan..

Layar terkembang, kisah kembali dimulai lengkum senyum di ujung senja dan debar yang demikian meraja "Selalu ada berjuta alasan untuk membawamu serta" katamu "Dan malam ini hanya ada aku dengan segudang tanya, dan engkau yang akan memecahkan karang" wajahnya melukis senyum; bimbang. Lalu kita menyusuri malam, berjalan beriring dibawah temaram lampu kota orang-orang lalu lalang, beberapa mengukir tawa sementara kepalaku penuh tanda tanya "apa yang hendak kau tanyakan, duhai?" tatapan mata tak seperti biasanya, aku melihat binar kata-kata berjatuhan dari atas kepala: ia ingin mengatakan sesuatu, tunggulah hingga membuncah sementara bawalah ia menaiki mesin waktu, mengisahkan lampau dimana semua kisah bermula dan terus saja kepala diputari tanda tanya "Duhai..Apa yang hendak engkau katakan?" Ia menjatuhkan tubuhnya ke belakang sofa sesekali matanya memejam sembari berkata sangat pelan "Mengapa tak pernah mati sega