ini kisah tentang sebuah pilihan
seorang lelaki duduk termenung disebuah malam yang memuncak
"siapa yang akan engkau pilihkan duhai?" sebuah pertanyaan
"entahlah" jawabnya "bukankah telah ku berikan jawaban namun kalian menolak geram?"
"ia bukanlah sebahagian dari kita, kami sodorkan bumi untuk kau pijak, namun
engkau selalu menghiba langit; bulan, bintang, awan"
"apa yang bisa aku katakan tentang hati? bukankah ia yang telah memilih? salahkah ia yang telah jatuh pada malam? tempat ia melabuhkan sepi hingga segala gundah dan sedihnya? salahkah jika ia jatuh dalam rangkaian gugusan bintang, tenang bulat bulan atau heningnya yang menenangkan?"
"engkau memilihnya? atau matamu? atau rasamu? pernahkah engkau meminta Tuhan memilihkannya untukmu?"
"sesungguhnya mataku amat jarang menangkapnya, rasaku telah kubunuh sejak senja sebelum malam tiba, dan pada Tuhan? bukankah rasa ini sebuah jawaban?" jawabnya menghentak penanya
"entahlah, tapi bagi kami, hidupmu bukan di malam. selamat tidur, kami tunggu engkau di terang siang.'
"aku tak menyukai terik. ia membakar!"
"sepertinya pembicaraan kita usai. keputusan telah ditetapkan."
"bukankah kalian katakan ini adalah tentang sebuah pilihan?"
"ya, dan kami memilihkan yang terbaik, selesai."
Hening menyeruak, tak ada lagi pertanyaan pun jawaban.
seorang lelaki jatuh dalam sendu; kisahnya berakhir pilu..lagi
seorang lelaki duduk termenung disebuah malam yang memuncak
"siapa yang akan engkau pilihkan duhai?" sebuah pertanyaan
"entahlah" jawabnya "bukankah telah ku berikan jawaban namun kalian menolak geram?"
"ia bukanlah sebahagian dari kita, kami sodorkan bumi untuk kau pijak, namun
engkau selalu menghiba langit; bulan, bintang, awan"
"apa yang bisa aku katakan tentang hati? bukankah ia yang telah memilih? salahkah ia yang telah jatuh pada malam? tempat ia melabuhkan sepi hingga segala gundah dan sedihnya? salahkah jika ia jatuh dalam rangkaian gugusan bintang, tenang bulat bulan atau heningnya yang menenangkan?"
"engkau memilihnya? atau matamu? atau rasamu? pernahkah engkau meminta Tuhan memilihkannya untukmu?"
"sesungguhnya mataku amat jarang menangkapnya, rasaku telah kubunuh sejak senja sebelum malam tiba, dan pada Tuhan? bukankah rasa ini sebuah jawaban?" jawabnya menghentak penanya
"entahlah, tapi bagi kami, hidupmu bukan di malam. selamat tidur, kami tunggu engkau di terang siang.'
"aku tak menyukai terik. ia membakar!"
"sepertinya pembicaraan kita usai. keputusan telah ditetapkan."
"bukankah kalian katakan ini adalah tentang sebuah pilihan?"
"ya, dan kami memilihkan yang terbaik, selesai."
Hening menyeruak, tak ada lagi pertanyaan pun jawaban.
seorang lelaki jatuh dalam sendu; kisahnya berakhir pilu..lagi
Komentar
Posting Komentar