Langsung ke konten utama

nasyid pagi ini



    Hari ini dimulai dengan dengerin nasyid-nasyid jadul. Nasyid-nasyid yang dulu udah nemenin hampir tiap saat, saat itu di hp ngga ada jenis musik lain kecuali nasyid, pun cd-cd, pun kaset-kaset, semuanya hanya nasyid. Seorang teman bahkan bersorak riang ketika mendapat limpahan puluhan kaset-kaset coldplay, radiohead, greenday, blink 182 dll.
Saat itu pokoknya aku mendeclare bahwa hanya nasyid lah musik yang layak didengar karena berbagai manfaat yang disebabkannya. Ditinggalkanlah pula segala dunia band dengar hingar bingarnya,meninggalkan drum, gitar listrik dan lagu-lagubertempo cepat itu, berganti tehknik vokal unik ala nasyid.
  Tapi,  yang dibawa nasyid-nasyid itu pagi ini lebih dari itu. Ia membawa kenangan, adegan, peristiwa, wajah, senyum,cerita; lengkap. Dulu aku tergabung pengajian pekanan bernama annuur, nah dari salah satu merekalah aku mulai mengenal nasyid. Ada nasyid-nasyid yang ketika diputer bikin tubuh serasa dibawa kembali kesana, ke mesjid, lalu bercengkrama lagi dengan mereka. Suasananya, rasanya, semuanya serasa terhadir lengkap. Potongan-potongan adegan ketika sedang mengaji, makan-makan, nyanyi di panggung, nonton konser nasyid dll benar-benar seperti terhadir  kembali dihadapan. Pun nasyid-nasyid yang dinisbatkan pada suatu peristiwa dan keadaan, semuanya seperti membuatku menaiki mesin waktu.
  Tiba-tiba rindu, ya rindu mereka yang dulu telah   begitu mewarnai hari-ha­­­­ri dengan berjuta kebaikan. Rindu senyum mereka, kebaikan mereka, nasehat-nasehat mereka..aah aku rindu semuanya.dan nasyid-nasyid ini. Mengobati sedikit rinduku pada mereka; sahabat-sahabat baikku

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senja di Palestina..

Senja di palestina, bidadari berbaris rapi menyambut para syuhada, sebagian berebut ruh mereka di tanah-tanah ajaib; Gaza.. Senja di Palestina.. raungan cekaman silih berganti rasa: syahid yang dimimpikan, syurga yang dijanjikan.. Senja di Palestina.. jutaan do'a bersayap cahaya menembus langit, beberapa mengiringinya dengan air mata, juga sesak; hanya itu yg dia bisa Senja di Palestina.. sesaat lagi fajar kemenangan akan tiba, menerbitkan cahaya di timur yang mengangkasa, dari Gaza.. 

Perempuan di balik senja

 Seorang perempuan memandang cermin, lusuh, ia sudah tak mengingat kapan terakhir ia membasuhnya dengan lap basah. Debu-debu dipermukaannya, menampakan wajahnya yang juga lusuh ditelan senja. Dalam cermin itu ia melihat bayangan almanak, tepat dipinggir jendela yang memerah karena pantulan matahari senja. Perempuan beranjak, mendekati almanak “sudah tanggal muda, aku lupa membaliknya” ia bergumam, lalu membalikan lembaran kalender yang telah lima bulan terpampang didinding kamarnya. “ah..minggu depan ternyata tanggal lahirku, bertambah lagi umurku” ia mengusap pipinya; kasar. Ia lalu berjalan, mendekati jendela. Sudah senja, langit memerah megah. Sebentar lagi gelap sempurna menggulung terang. Ia masih disana, kembali jatuh kagum pada senja, tempat semua heningnya berhimpun. Ia tersenyum; satir.. “sudah lagi senja, padahal baru saja kulihat arak awan fajar. Satu persatu warna tersibak, cahaya memancar dari timur, menebar warna, semua yang dilaluinya menjadi i

Tentang debar, deras kata dan hening hujan..

Layar terkembang, kisah kembali dimulai lengkum senyum di ujung senja dan debar yang demikian meraja "Selalu ada berjuta alasan untuk membawamu serta" katamu "Dan malam ini hanya ada aku dengan segudang tanya, dan engkau yang akan memecahkan karang" wajahnya melukis senyum; bimbang. Lalu kita menyusuri malam, berjalan beriring dibawah temaram lampu kota orang-orang lalu lalang, beberapa mengukir tawa sementara kepalaku penuh tanda tanya "apa yang hendak kau tanyakan, duhai?" tatapan mata tak seperti biasanya, aku melihat binar kata-kata berjatuhan dari atas kepala: ia ingin mengatakan sesuatu, tunggulah hingga membuncah sementara bawalah ia menaiki mesin waktu, mengisahkan lampau dimana semua kisah bermula dan terus saja kepala diputari tanda tanya "Duhai..Apa yang hendak engkau katakan?" Ia menjatuhkan tubuhnya ke belakang sofa sesekali matanya memejam sembari berkata sangat pelan "Mengapa tak pernah mati sega