Suara-suara berlarian di sekitar kepala. Aku mendengar tapi mata tak menangkap wujudnya: semu.
Entah apa yang kucari, wajah-wajah, percakapan, sandiwara, citra, rindu? Benarkah aku merindu?
Malam yang memeluk, sementara mata menerawang jauh, melipat jarak. Lalu khayal mulai memainkan drama, melukis wajah lalu masing-masing memainkan peran. Dan selalu saja kamu, kamu dan kamu. Rindu?
Mata terbuka memang, namun sejatinya ia hidup dalam pejam. Terabai semua di sekitar, padahal mereka nyata, dapat kau rasakan seperti hujan yang menampar-nampar wajah.
Lalu kemanakah matahari? Bangunlah, segala disekelilingmu adalah taman bunga, sesekali bahkan bisa engkau lihat pelangi. Lalu rasakanlah segala tentram itu menelusup hingga ke dalam ufuk hatimu. Kamu? Juga aku.
Apakah itu artinya kita harus berhenti..merindu?
Senja di palestina, bidadari berbaris rapi menyambut para syuhada, sebagian berebut ruh mereka di tanah-tanah ajaib; Gaza.. Senja di Palestina.. raungan cekaman silih berganti rasa: syahid yang dimimpikan, syurga yang dijanjikan.. Senja di Palestina.. jutaan do'a bersayap cahaya menembus langit, beberapa mengiringinya dengan air mata, juga sesak; hanya itu yg dia bisa Senja di Palestina.. sesaat lagi fajar kemenangan akan tiba, menerbitkan cahaya di timur yang mengangkasa, dari Gaza..
Komentar
Posting Komentar