Langsung ke konten utama

Januari cinta

Kau, tahu, yang dulu selalu mengikuti kemana perempuan itu pergi? Namanya nestapa. Seperti gerimis menjelma jarum-jarum patah, masuk ke kaki dan hatinya. Tapi kau mungkin tahu, perempuan itu telah memutuskan untuk tersenyum sepanjang usia, hingga kelak kembali. Dan senyumnya menjadi abadi ketika untuk pertama kau memandangnya dari jendela hidupmu. Kau ambil tangannya dan kau letakkan di jantungmu. Ini aku. Apakah kau mau berlayar?
Tiba-tiba semesta menarikan tarian yang tak pernah dilihat perempuan itu. Dari matamu jatuh sepotong bintang, masuk di kedalaman rindunya
Ia merasa menemukan cinta bernama: engkau. Dan kau tahu, sejak itu ia lupa, seperti apakah nestapa yang mungkin tumbuh dari dalam dirinya? Ia hanya ingin berlayar bersamamu.
Setiap hari, tak pagi tak siang tak malam, dari matamu selalu jatuh sepotong bintang. Dan alam tak pernah berhenti menari. Laut berseri. Perempuan itu mengumpulkan semua bintang di hatinya yang semakin cerlang.
Lalu musim berlari. Tiba-tiba perempuan itu melahirkan seorang lelaki kecil yang selalu mencari jalan kupu-kupu. Itulah sukma kalian. Ah, kau tahu, perempuan itu sadar, bersamamu ia menapak jalan bintang, cinta, senyuman dan mungkin juga kupu-kupu.
Ia ingin selalu bersamamu, di mana pun, bahkan lebih dari selamanya. Apakah kau tahu?\

Helvy Tiana rosa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang debar, deras kata dan hening hujan..

Layar terkembang, kisah kembali dimulai lengkum senyum di ujung senja dan debar yang demikian meraja "Selalu ada berjuta alasan untuk membawamu serta" katamu "Dan malam ini hanya ada aku dengan segudang tanya, dan engkau yang akan memecahkan karang" wajahnya melukis senyum; bimbang. Lalu kita menyusuri malam, berjalan beriring dibawah temaram lampu kota orang-orang lalu lalang, beberapa mengukir tawa sementara kepalaku penuh tanda tanya "apa yang hendak kau tanyakan, duhai?" tatapan mata tak seperti biasanya, aku melihat binar kata-kata berjatuhan dari atas kepala: ia ingin mengatakan sesuatu, tunggulah hingga membuncah sementara bawalah ia menaiki mesin waktu, mengisahkan lampau dimana semua kisah bermula dan terus saja kepala diputari tanda tanya "Duhai..Apa yang hendak engkau katakan?" Ia menjatuhkan tubuhnya ke belakang sofa sesekali matanya memejam sembari berkata sangat pelan "Mengapa tak pernah mati sega...

Tahun kesepuluh

    seorang lelaki memandangi timur langit, pada suatu hari menjelang senja, langit memutarkan cerita. seperti mesin waktu. ia dibawa kesana utuh, tiba-tiba saja ia tersenyum "aku mengingatnya' gumamnya, "wajah itu", tambahnya "yang akan selalu aku bawa hingga berpuluh umurku". ia lalu menghitung jari tangannya, sebanyak itulah bilangan tahun dimana wajahnya tak pernah luruh, menabuhkah derap yang terkadang membuat hatinya runtuh. namun ajaib, semua rapuh itu selalu saja dikalahkan seonggok harap. maka ia kembali tersenyum, hingga sepuluh tahun.     "wajah itu" serunya "selalu menunduk, namun tak ada yang dapat mengalahkan senyumnya, sekalipun lengkung sabit bulan" cerita yang berputar, hingga kisah mereka tak jua usai, entah sampai kapan, namun selalu saja ia nikmati semua debar, juga harapan-harapan setinggi awan yang diarak angin menuju barat, lalu tenggelam, hilang ditelan malam.     mereka sedekat langit dan awan, hingga orang-ora...

Jatuh

Seorang lelaki jatuh; dalam senyum pada wajah yang melukiskan binar juga tentram yang demikian dalam. Sedalam lautan. ada apa gerangan dengan lengkung sabit bulan? sungguh indahnya telah terkalahkan !