Perempuan yang menari bersama hujan..
Wajahnya melukis senyum,
Riang ketika percik demi percik air membasahi wajahnya
Sementara aku memandangnya dari balik jendela, tersenyum
Tetaplah menari disana duhai
aku tak akan mendekat, mengganggumu menari bersama nada yang dihadirkan rinai yang menabuh bumi.
Aku tak akan mendekat,
memintamu berhenti dan menepi disini, bersamaku.
Tetaplah menari disana duhai
Cukup aku memandangmu disini
dalam teduh ruang yang terkunci rapat jendela-jendelanya, juga pintunya.
Tetaplah menari disana duhai
mungkin suatu saat aku akan berhenti mengagumi tarianmu
atau engkau tak melihat lagi aku disini memandangimu.
Tapi ingatlah aku yang pernah tersenyum, selengkung pelangi. memandangimu, mengagumimu dari balik jendela kamarku
saat rinai hujan memainkan nadanya; rindu..
Layar terkembang, kisah kembali dimulai lengkum senyum di ujung senja dan debar yang demikian meraja "Selalu ada berjuta alasan untuk membawamu serta" katamu "Dan malam ini hanya ada aku dengan segudang tanya, dan engkau yang akan memecahkan karang" wajahnya melukis senyum; bimbang. Lalu kita menyusuri malam, berjalan beriring dibawah temaram lampu kota orang-orang lalu lalang, beberapa mengukir tawa sementara kepalaku penuh tanda tanya "apa yang hendak kau tanyakan, duhai?" tatapan mata tak seperti biasanya, aku melihat binar kata-kata berjatuhan dari atas kepala: ia ingin mengatakan sesuatu, tunggulah hingga membuncah sementara bawalah ia menaiki mesin waktu, mengisahkan lampau dimana semua kisah bermula dan terus saja kepala diputari tanda tanya "Duhai..Apa yang hendak engkau katakan?" Ia menjatuhkan tubuhnya ke belakang sofa sesekali matanya memejam sembari berkata sangat pelan "Mengapa tak pernah mati sega...
Komentar
Posting Komentar