mungkin kita selalu merasa lemah hati saat berkata
namun begitulah cinta, ia selalu saja membutuhkan kata
ia tak mampu menerjemahkan tatapan mata, atau rindu yang digubah jadi puisi setebal 100 halaman
ia tetap haruslah menjadi kata, menjadi suara yang didengar telinga
tatapan matamu tidaklah menjadi apa-apa tanpa kata
senyummu takkan mampu menjadi sesuatu tanpa kata
sikapmu takkan menjadi arti tanpa kata
rindumu hanya akan menjadi sesak tanpa kata
begitulah, jika kamu mencinta maka kamu harus berkata
menjadikannya gelombang suara yang didengar telinga
atau setidaknya menjadi tulisan yang mampu dibaca mata
karena cinta tanpa kata, hanya bagaikan angin yang membelai
engkau takkan tahu apa arti belaiannya
apakah kabar akan hujan?
atau sesuatu yang akan melenakkanmu pada lelap siang?
cinta adalah kata-kata, maka berkatalah jikalau engkau benar-benar cinta..
Layar terkembang, kisah kembali dimulai lengkum senyum di ujung senja dan debar yang demikian meraja "Selalu ada berjuta alasan untuk membawamu serta" katamu "Dan malam ini hanya ada aku dengan segudang tanya, dan engkau yang akan memecahkan karang" wajahnya melukis senyum; bimbang. Lalu kita menyusuri malam, berjalan beriring dibawah temaram lampu kota orang-orang lalu lalang, beberapa mengukir tawa sementara kepalaku penuh tanda tanya "apa yang hendak kau tanyakan, duhai?" tatapan mata tak seperti biasanya, aku melihat binar kata-kata berjatuhan dari atas kepala: ia ingin mengatakan sesuatu, tunggulah hingga membuncah sementara bawalah ia menaiki mesin waktu, mengisahkan lampau dimana semua kisah bermula dan terus saja kepala diputari tanda tanya "Duhai..Apa yang hendak engkau katakan?" Ia menjatuhkan tubuhnya ke belakang sofa sesekali matanya memejam sembari berkata sangat pelan "Mengapa tak pernah mati sega...
Komentar
Posting Komentar