Langsung ke konten utama

tentang sebuah pilihan

ini kisah tentang sebuah pilihan
seorang lelaki duduk termenung disebuah malam yang memuncak
"siapa yang akan engkau pilihkan duhai?" sebuah pertanyaan
"entahlah" jawabnya "bukankah telah ku berikan jawaban namun kalian menolak geram?"
"ia bukanlah sebahagian dari kita, kami sodorkan bumi untuk kau pijak, namun
engkau selalu menghiba langit; bulan, bintang, awan"
"apa yang bisa aku katakan tentang hati? bukankah ia yang telah memilih? salahkah ia yang telah jatuh pada malam? tempat ia melabuhkan sepi hingga segala gundah dan sedihnya? salahkah jika ia jatuh dalam rangkaian gugusan bintang, tenang bulat bulan atau heningnya yang menenangkan?"
"engkau memilihnya? atau matamu? atau rasamu? pernahkah engkau meminta Tuhan memilihkannya untukmu?"
"sesungguhnya mataku amat jarang menangkapnya, rasaku telah kubunuh sejak senja sebelum malam tiba, dan pada Tuhan? bukankah rasa ini sebuah jawaban?" jawabnya menghentak penanya
"entahlah, tapi bagi kami, hidupmu bukan di malam. selamat tidur, kami tunggu engkau di terang siang.'
"aku tak menyukai terik. ia membakar!"
"sepertinya pembicaraan kita usai. keputusan telah ditetapkan."
"bukankah kalian katakan ini adalah tentang sebuah pilihan?"
"ya, dan kami memilihkan yang terbaik, selesai."

Hening menyeruak, tak ada lagi pertanyaan pun jawaban.
seorang lelaki jatuh dalam sendu; kisahnya berakhir pilu..lagi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang debar, deras kata dan hening hujan..

Layar terkembang, kisah kembali dimulai lengkum senyum di ujung senja dan debar yang demikian meraja "Selalu ada berjuta alasan untuk membawamu serta" katamu "Dan malam ini hanya ada aku dengan segudang tanya, dan engkau yang akan memecahkan karang" wajahnya melukis senyum; bimbang. Lalu kita menyusuri malam, berjalan beriring dibawah temaram lampu kota orang-orang lalu lalang, beberapa mengukir tawa sementara kepalaku penuh tanda tanya "apa yang hendak kau tanyakan, duhai?" tatapan mata tak seperti biasanya, aku melihat binar kata-kata berjatuhan dari atas kepala: ia ingin mengatakan sesuatu, tunggulah hingga membuncah sementara bawalah ia menaiki mesin waktu, mengisahkan lampau dimana semua kisah bermula dan terus saja kepala diputari tanda tanya "Duhai..Apa yang hendak engkau katakan?" Ia menjatuhkan tubuhnya ke belakang sofa sesekali matanya memejam sembari berkata sangat pelan "Mengapa tak pernah mati sega...

Tahun kesepuluh

    seorang lelaki memandangi timur langit, pada suatu hari menjelang senja, langit memutarkan cerita. seperti mesin waktu. ia dibawa kesana utuh, tiba-tiba saja ia tersenyum "aku mengingatnya' gumamnya, "wajah itu", tambahnya "yang akan selalu aku bawa hingga berpuluh umurku". ia lalu menghitung jari tangannya, sebanyak itulah bilangan tahun dimana wajahnya tak pernah luruh, menabuhkah derap yang terkadang membuat hatinya runtuh. namun ajaib, semua rapuh itu selalu saja dikalahkan seonggok harap. maka ia kembali tersenyum, hingga sepuluh tahun.     "wajah itu" serunya "selalu menunduk, namun tak ada yang dapat mengalahkan senyumnya, sekalipun lengkung sabit bulan" cerita yang berputar, hingga kisah mereka tak jua usai, entah sampai kapan, namun selalu saja ia nikmati semua debar, juga harapan-harapan setinggi awan yang diarak angin menuju barat, lalu tenggelam, hilang ditelan malam.     mereka sedekat langit dan awan, hingga orang-ora...

Jatuh

Seorang lelaki jatuh; dalam senyum pada wajah yang melukiskan binar juga tentram yang demikian dalam. Sedalam lautan. ada apa gerangan dengan lengkung sabit bulan? sungguh indahnya telah terkalahkan !