mengemas kenangan, sesaat lagi semuanya kan sempurna hilang. Seperti menyayat perih, atau menaburkan cuka pada luka. Namun apa kuasaku pada waktu? ia yang selama ini menjadi puisi sendu akan hilang berlalu, lantas kepada siapa lagi kupuisikan rindu-rinduku, jika padamu sudahlah tabu?
Aku menyimpan tanda pada malam, dimana kamu selalu menjadi pemeran utama dalam lakon berjudul sepi. Ceritanya akan segera usai, selesai. Mungkin akan segera pagi, mungkin akan segera matahari, atau mungkina malam masih panjang? dengan aku yang tak bisa terpejam dan jatuh dalam sepi dan kenang?...mengenangmu?
Layar terkembang, kisah kembali dimulai lengkum senyum di ujung senja dan debar yang demikian meraja "Selalu ada berjuta alasan untuk membawamu serta" katamu "Dan malam ini hanya ada aku dengan segudang tanya, dan engkau yang akan memecahkan karang" wajahnya melukis senyum; bimbang. Lalu kita menyusuri malam, berjalan beriring dibawah temaram lampu kota orang-orang lalu lalang, beberapa mengukir tawa sementara kepalaku penuh tanda tanya "apa yang hendak kau tanyakan, duhai?" tatapan mata tak seperti biasanya, aku melihat binar kata-kata berjatuhan dari atas kepala: ia ingin mengatakan sesuatu, tunggulah hingga membuncah sementara bawalah ia menaiki mesin waktu, mengisahkan lampau dimana semua kisah bermula dan terus saja kepala diputari tanda tanya "Duhai..Apa yang hendak engkau katakan?" Ia menjatuhkan tubuhnya ke belakang sofa sesekali matanya memejam sembari berkata sangat pelan "Mengapa tak pernah mati sega...
Komentar
Posting Komentar