Langsung ke konten utama

Review Ramadhan tahun ini..

    Segala puji bagi Allah yang kembali mempertemukanku dg ramadhan. ah ramadhan..entah mengapa magnet nya begitu kuat, aku menyebutnya bulan cinta. entah kenapa, begitu banyak cinta yang tertuah, tertumpah, terasakan di bulan ini. Pada Allah, keluarga, sesama. Selain aku menjadikannya bulan tarbiyah diri, didikan diri, latihan diri agar jadi manusia yg baik.
    Seperti biasa, jam kerja yang tdk berkurang selama ramadhan. untungnya majalah terbit sebelum puasa mulai jadi ngga terlalu sibuk dengan kerjaan distribusi. tapi ternyata kerjaan masih lumayan banyak, tuntutan omset lebih tinggi dari bulan2 biasanya membuat tim marketing lumayan kerja keras, ditambah lagi dengan cuaca yang super duper panas, lengkaplah. mungkin bisa dibilang selama ngalamin kerja ini adalah salah satu ramadhan terberat. tapi alhamdulillah semuanya bisa dilewati dengan baik dan lancar.
    Biasanya aku taraweh di mesjid At-Taqwa, mesjid yang lumayan jauh dari rumah. mesjid dimana sewaktu kecil jadi tempat belajar ngaji, mulai berorganisasi sampe menjadi salah satu gurunya, semua disana. maka dari itu tiap tahun taraweh disana, selain karena disana tarawehnya 11 rakaat, sementara mesjid disini semuanya 23 hehe. selain itu pengen ketemu aja ama teman2 dan warga disana, dimana kebanyakan masa kecil dihabiskan di kampung orang itu.
    Seperti biasa juga dapat jadwal jadi imam setiap 3 hari sekali. risih sebenarnya jadi imam di kampung orang, mana kebanyakan orang tua yg jadi makmumnya. tapi katanya mereka tidak keberatan, karena bacaan Al-Qur'anku katanya sudah baik. beberapa kali meminta pendapat guru2 juga mereka tidak mempersalahkan, karena salah satu syarat jadi imam itu adalah yg bacaan Qur'annya baik. mudah2an saja menjadi tambahan pahala yg berlebih-lebih. Khusus tahun ini ngga bacain surat atau ayat2 yg bikin nangis, tahun kemaren taraweh sering "kacau" karena suka nangis pas bacain ayat tertentu. makanya u tahun ini hal2 itu berusaha dihindari, biar lebih tenang, khusyu. biar ayat2 favorit itu dibaca waktu sendirian saja. malu saya kalau nangis2 hehe.
    salah satu yg "gagal" adalah ngga mau ngadain atau ikutan bukber ama siapapun. kapok, bukber suka susah shalat en kelewat taraweh di mesjid. sayang hanya bertahan setengah bulan, tuntutan organisasi dan pekerjaan akhirnya mengalahkan tekad. tapi diambil saja hikmahnya semoga menjadi lebih mengeratkan hubungan-hubungan baik dengan sesama.
    terakhir yg paling berkesan mungkin adalah bisa menginjak lagi mesjid habiburahman, itikaf di 10 terakhir. menikmati kebersamaan dengan orang2 shaleh, menghidupkan malam dengan surat2 panjang. luar biasa 3 juz permalam. seperti pengemblengan ruhani yang sangat baik, sangat indah. puji syukur pada Allah yang telah memberikan kesempatan2 itu. semoga ramadhan kali ini mampu memberi kesan dan bekas untuk mengarungi hidup insya Allah di sebelas bulan kedepan. Oh iya satu lagi, salah satu kegagalan bulan ini adalah ngga ada buku yang tamat dibaca, semuanya masih menggantung. padahal persiapan bulan puasa kali ini adalah udah beli banyak buku2 bagus, sayang kurang begitu pandai membagi waktu. walau seneng juga tapi bisa khatam Qur'an di bulan ini.
    Semoga diterima segala amal, dihapuskan semua salah, khilaf, dosa. membekas semua yang telah dilakukan di bulan ini, menjadi semangat, tambahan ghirah, azzam untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan terus kembali jikalau salah.kembali diberi kesempatan bertemu lagi dg ramadhan tahun depan. aamiin...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang debar, deras kata dan hening hujan..

Layar terkembang, kisah kembali dimulai lengkum senyum di ujung senja dan debar yang demikian meraja "Selalu ada berjuta alasan untuk membawamu serta" katamu "Dan malam ini hanya ada aku dengan segudang tanya, dan engkau yang akan memecahkan karang" wajahnya melukis senyum; bimbang. Lalu kita menyusuri malam, berjalan beriring dibawah temaram lampu kota orang-orang lalu lalang, beberapa mengukir tawa sementara kepalaku penuh tanda tanya "apa yang hendak kau tanyakan, duhai?" tatapan mata tak seperti biasanya, aku melihat binar kata-kata berjatuhan dari atas kepala: ia ingin mengatakan sesuatu, tunggulah hingga membuncah sementara bawalah ia menaiki mesin waktu, mengisahkan lampau dimana semua kisah bermula dan terus saja kepala diputari tanda tanya "Duhai..Apa yang hendak engkau katakan?" Ia menjatuhkan tubuhnya ke belakang sofa sesekali matanya memejam sembari berkata sangat pelan "Mengapa tak pernah mati sega...

Tahun kesepuluh

    seorang lelaki memandangi timur langit, pada suatu hari menjelang senja, langit memutarkan cerita. seperti mesin waktu. ia dibawa kesana utuh, tiba-tiba saja ia tersenyum "aku mengingatnya' gumamnya, "wajah itu", tambahnya "yang akan selalu aku bawa hingga berpuluh umurku". ia lalu menghitung jari tangannya, sebanyak itulah bilangan tahun dimana wajahnya tak pernah luruh, menabuhkah derap yang terkadang membuat hatinya runtuh. namun ajaib, semua rapuh itu selalu saja dikalahkan seonggok harap. maka ia kembali tersenyum, hingga sepuluh tahun.     "wajah itu" serunya "selalu menunduk, namun tak ada yang dapat mengalahkan senyumnya, sekalipun lengkung sabit bulan" cerita yang berputar, hingga kisah mereka tak jua usai, entah sampai kapan, namun selalu saja ia nikmati semua debar, juga harapan-harapan setinggi awan yang diarak angin menuju barat, lalu tenggelam, hilang ditelan malam.     mereka sedekat langit dan awan, hingga orang-ora...

Jatuh

Seorang lelaki jatuh; dalam senyum pada wajah yang melukiskan binar juga tentram yang demikian dalam. Sedalam lautan. ada apa gerangan dengan lengkung sabit bulan? sungguh indahnya telah terkalahkan !