Langsung ke konten utama

Marketing property


  
Lagi nyari-nyari rumah,inget di tas ada brosur perumahan yg didapetin waktu pameran property sebulan yang lalu. Iseng nelpon kontak yg tertulis disana, marketingnya kayanya.
                “ selamat sore, dengan mas Eki ya?”
                “iya betul, ada apa ya?”
                “ gini mas mau saya berencana ngambil rumah nih. Tapi nanya2 dulu mas, gpp kan ya? Kalo perumahan taman cendana itu bagus ga sih mas?”
                “jangan pa,jelek,bahan2 nya murahan semua, ga berkualitas mana mahal lagi !! “
                “lho,kirain saya bagus mas. Soalnya disini bahkan ditulis anti gempa segala”
                “boro-boro gempa pa,ama hujan angin aja tuh rumah bakal pada roboh. Udah saya bilang bahan-bahannya jelek. Nyari perumahan lain aja pa,developer lain”
                “oh gitu ya mas, ya udah makasih. Tapi maaf nih mas, saya heran kok mas malah jelek-jelekin perusahaannya,bukannya promoin gitu. Atau mas ini mungkin termasuk orang yang jujur ya? Hehe”
                “ biar bapak tau aja,saya udah ga kerja di perusahaan kampret itu, saya udah dipecat !! “
Tuut..tuut..tuuut kemudian telponnya ditutup.
saya kemudian melongo,mata melotot, bibir ga mau ngatup, jantung berdebar kencang,shock.. kemudian bertekad: lain kali datang aja langsung ke kantor developer nya !!.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang debar, deras kata dan hening hujan..

Layar terkembang, kisah kembali dimulai lengkum senyum di ujung senja dan debar yang demikian meraja "Selalu ada berjuta alasan untuk membawamu serta" katamu "Dan malam ini hanya ada aku dengan segudang tanya, dan engkau yang akan memecahkan karang" wajahnya melukis senyum; bimbang. Lalu kita menyusuri malam, berjalan beriring dibawah temaram lampu kota orang-orang lalu lalang, beberapa mengukir tawa sementara kepalaku penuh tanda tanya "apa yang hendak kau tanyakan, duhai?" tatapan mata tak seperti biasanya, aku melihat binar kata-kata berjatuhan dari atas kepala: ia ingin mengatakan sesuatu, tunggulah hingga membuncah sementara bawalah ia menaiki mesin waktu, mengisahkan lampau dimana semua kisah bermula dan terus saja kepala diputari tanda tanya "Duhai..Apa yang hendak engkau katakan?" Ia menjatuhkan tubuhnya ke belakang sofa sesekali matanya memejam sembari berkata sangat pelan "Mengapa tak pernah mati sega...

Tahun kesepuluh

    seorang lelaki memandangi timur langit, pada suatu hari menjelang senja, langit memutarkan cerita. seperti mesin waktu. ia dibawa kesana utuh, tiba-tiba saja ia tersenyum "aku mengingatnya' gumamnya, "wajah itu", tambahnya "yang akan selalu aku bawa hingga berpuluh umurku". ia lalu menghitung jari tangannya, sebanyak itulah bilangan tahun dimana wajahnya tak pernah luruh, menabuhkah derap yang terkadang membuat hatinya runtuh. namun ajaib, semua rapuh itu selalu saja dikalahkan seonggok harap. maka ia kembali tersenyum, hingga sepuluh tahun.     "wajah itu" serunya "selalu menunduk, namun tak ada yang dapat mengalahkan senyumnya, sekalipun lengkung sabit bulan" cerita yang berputar, hingga kisah mereka tak jua usai, entah sampai kapan, namun selalu saja ia nikmati semua debar, juga harapan-harapan setinggi awan yang diarak angin menuju barat, lalu tenggelam, hilang ditelan malam.     mereka sedekat langit dan awan, hingga orang-ora...

Jatuh

Seorang lelaki jatuh; dalam senyum pada wajah yang melukiskan binar juga tentram yang demikian dalam. Sedalam lautan. ada apa gerangan dengan lengkung sabit bulan? sungguh indahnya telah terkalahkan !